Sekolah Pilihan
Tak terasa Fikri akan masuk SLTP. Rasanya baru tahun kemarin aku ngantar masuk TK. Dengan wajah takut Fikri menggelendot dilenganku. Tentu saja itu tidak lama, beberapa menit setelah di tangan guru pertamanya Bu Yarnis, langsung cerah dan bisa ditinggal pada hari pertama sekolah di TK. 1/2 tahun berikutnya sudah mengikuti pawai, festifal dan aneka lomba. Waktu itu lomba azan se TK Pekanbaru. Yang menjadi imamnya kebetulan Fikri. Dari pagi jam 7 anak-anak sudah ngumpul disekolah dan 1 jam berikutnya sudah berada di arena lomba. Tapi giliran lombanya jam 15 :00 sore. MasyaAllah ...anak2 kecil itu disuruh menunggu . Baju dan mukanya sudah kucal karena makanan dan berlarian. Ada juga yang sudah tertidur dipangkuan emak-emaknya. Fikri memimpin dengan gagah, semua berjalan lancar. Uh rasanya mules menjelang penampilan berakhir. Waktu mau salam keluar, imamnya malah bingung jalan ke kanan atau kekiri.Karuan makmumnya jadi kacau celingak-celinguk trus kabuuur ke kiri dan kekanan. Ada anak yang udah nyampai dipintu kanan ngeliat imam ke pintu kiri balik lagi sendirian melewati pentas. Wah hebohnya suasana
2 Tahun kemudian Fira juga masuk sekolah pertamanya. Suasana tidak begitu tegang lagi karena sudah pengalaman. Semua mengalir begitu saja. Dari karnafal A,B dst... cari baju bidadari,pakaian daerah.dan aneka lomba mewarnai,senam,dll. Kalau sudah dipakeikan mk up gak bakalan makan, takut lipstiknya habis. Alamaaak .
Tahun ini Fikri memilih akan sekolah di MTs (Madrasah Tsanawiah). Dalam keluarga kami tidak seorang pun yang pernah bersekolah di sekolah berlebel keagamaan spt ini. Aku jadi begitu surprise dia memilih sendiri dengan kesadaran sendiri. Alhamdulillah....
Tadinya mau pilih yang diasramakan, tapi aku khawatir berpisah ? Gak dulu deh...
Biar bau keringatnya sudah hampir bau jahe (dulu bau kencur) tapi masih ngangeni.
Si kecil Faiz juga harus disekolahkan tahun ini .Nakalnya, tobaaaaat. Tak satupun anak yang tidak dibuatnya menangis. Memang beda yang 1 ini. Awal main memang aman. 3 menit berikutnya teman main sudah menjerit kalau tidak diludahi atau ditimpuk atau tangan orang dicengkram. Yang seringnya kabur meninggalkan temannya sendirian sementara Faiz sudah sampai dijalan. Bikin stres. Pernah aku nyeker-kaki ayam menangkapnya sambil teriak-teriak minta tolong ditangkapkan. Tetangga pun hapal tabiat Faiz ini. Pernah juga masuk kerumah tetangga dari pintu depan. Aku panggil-panggil diam saja. Yang punya rumah juga heran kok gak keluar-keluar. Gak taunya sudah kabur lewat pintu samping yang menuju keluar pagar. Dicari-cari sudah sampai digarase tetangga yang lain diseberang jalan. Untunglah tinggal dikompleh perumahan bukan dipinggir jalan besar. Tapi tetap saja motor banyak yg lalu lalang.
Cocoknya disekolahkan dimana ya Faiz ini. Play group atau TK. Sayang didaerah tempat tinggal kami tidak ada nursery. Ya penitipan sekalian pendidikan. Supaya Faiz bisa lebih pandai bergaul dengan teman sebaya. Habis dirumah dia paling imut sendiri. Abang dan kakak sudah 12 tahun dan 10 tahun . Tak akan marah kalu ditimpuk,dijambak atau nyobekin buku. Ah adiknya juga sering dijadikan mainan atau bahan percobaan. JAdinya ya salah didik.
2 Tahun kemudian Fira juga masuk sekolah pertamanya. Suasana tidak begitu tegang lagi karena sudah pengalaman. Semua mengalir begitu saja. Dari karnafal A,B dst... cari baju bidadari,pakaian daerah.dan aneka lomba mewarnai,senam,dll. Kalau sudah dipakeikan mk up gak bakalan makan, takut lipstiknya habis. Alamaaak .
Tahun ini Fikri memilih akan sekolah di MTs (Madrasah Tsanawiah). Dalam keluarga kami tidak seorang pun yang pernah bersekolah di sekolah berlebel keagamaan spt ini. Aku jadi begitu surprise dia memilih sendiri dengan kesadaran sendiri. Alhamdulillah....
Tadinya mau pilih yang diasramakan, tapi aku khawatir berpisah ? Gak dulu deh...
Biar bau keringatnya sudah hampir bau jahe (dulu bau kencur) tapi masih ngangeni.
Si kecil Faiz juga harus disekolahkan tahun ini .Nakalnya, tobaaaaat. Tak satupun anak yang tidak dibuatnya menangis. Memang beda yang 1 ini. Awal main memang aman. 3 menit berikutnya teman main sudah menjerit kalau tidak diludahi atau ditimpuk atau tangan orang dicengkram. Yang seringnya kabur meninggalkan temannya sendirian sementara Faiz sudah sampai dijalan. Bikin stres. Pernah aku nyeker-kaki ayam menangkapnya sambil teriak-teriak minta tolong ditangkapkan. Tetangga pun hapal tabiat Faiz ini. Pernah juga masuk kerumah tetangga dari pintu depan. Aku panggil-panggil diam saja. Yang punya rumah juga heran kok gak keluar-keluar. Gak taunya sudah kabur lewat pintu samping yang menuju keluar pagar. Dicari-cari sudah sampai digarase tetangga yang lain diseberang jalan. Untunglah tinggal dikompleh perumahan bukan dipinggir jalan besar. Tapi tetap saja motor banyak yg lalu lalang.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home